Senin, 13 Januari 2014

Day trip to Zaandam, Netherland



Day trip to Zaandam – Netherland
Pagi di bulan Agustus ’13 kami  berangkat menuju suatu tempat yang katanya dapat mewakili rural Netherland traditional, Zaandam.  Tempatnya lumayan jauh dari tempat kami menginap little nice town  Zutphen.  Sekitar 40 menit berkendara mobil dari Zutphen. 
 
Sebenarnya kalau dari Amsterdam, Zaandam hanya berjarak sekitar 15km…atau sekitar 10 menit dari Amsterdam.   Zaandam adalah bagian dari kawasan turis  Zaanse schans.  Menurutku Zaandam lebih seperti ‘open air museum’ atau semacam daerah konservasi budaya gitu ... Sesuai namanya Zaandam, adalah waduk/dam yang terletak di aliran sungai Zaan, membentuk danau kecil.  Di sekitar danau inilah berdiri rumah2 kayu dengan arsitektur Belanda tradisional ..yang didominasi warna hijau..cantik sekali dan pastinya gak ketinggalan pesona kincir2 anginnya  yang jadi ciri khas negeri ini.


Sebelum masuk ke kawasan Zaandam kita  ambil peta desa kecil ini secara gratis di mesin yang ada di pintu masuk.

Kalau gak salah kita bebas memasuki kawasan ini, hanya saja jika ingin masuk outlet2nya baru kita bayar sekitar 3-5euros, atau ada tiket terusan yang bs masuk di ke setiap outlet yang juga kalau gak salah harganya sekitar  5-10 euros, memang rada mahal, tapi setelah masuk kawasan ini …wuiih.. gak akan rugi ..menurutku kawasan ini wajib aku masukin dalam list ‘must see’ kalau temen2 ke Belanda ..dijamin  gak rugi deh …tempat secantik ini kenapa aku belum pernah dengar jadi bahan pembicaraan turis2 asal Indonesia ya ..? Apa akunya aja yang gak dengar ..hehehe ..


Jejeran kincir angin mengelilingi Zaandam
Tinggal tarik tuasnya, maka map gratis kawasan Zaandam akan keluar.
Menjelajah Zaandam bak berada di negeri dongeng dengan setting abad 17-18, rumah2 tradisional khas negeri tulip dan kincir2 angin yang tertata dan terawat dengan baik juga jalan2 setapak yang dipayungi pohon rindang, berkarpet rerumputan yang apik …bener2 surga bagi teman2 yang punya hobby fotografi, banyak banget obyek foto ...ruarr biasaa..! Sayangnya aku gak punya keahlian memotret, modalku cuma camera pocket dengan resolusi standard minimal hehehe ..
 
Sejauh mata memandang yang terlihat  hanya suasana desa yang tenang, tertata apik dengan udara yang segar dan bersih.  Aku lihat beberapa opa2 , oma2 atau keluarga kecil penduduk setempat yang tinggal di sekitar Zaandam juga menikmati suasana ini, mereka duduk2 di kursi yang disediakan sambil membaca koran, novel atau sekedar bersosialisasi antar mereka.  Terus terang aku benar2 iri, betapa enak, tenang, sehat dan berkwalitasnya hidup mereka ..kalau kubandingkan dengan kotaku, Jakarta yang sesak, macet, berpolusi, dan sangat individualistis ...


Sebagai konservasi dan warisan budaya yang dilestarikan,  Zaandam dapat menunjukkan kepada kita betapa bermanfaatnya kincir angin dimasa lalu dalam membantu mereka berkegiatan memenuhi kebutuhan hidup. Jadi kincir2 angin yang berada di Zaandam bukan hanya untuk pajangan dan ber foto2 ria tetapi lebih untuk mengingatkan kita akan manfaat dan penerapan tenaga yang didapatkan dari angin melalui kincir2 tersebut.
  
Beberapa kincir angin memiliki nama yang sesuai dengan peruntukannya, nama2nya rada susah, jadi aku nyotek dari keterangan  yang ada di peta gratisan tadi ..ada 6 buah kincir angin yang berbeda fungsi dibuka bagi para wisatawan, untuk memperlihatkan masing2 fungsi dan cara kerjanya..

De Huisman (pembuatan makanan mustard),
De Kat (pembuatan cat),
De Gekroonde Poelenburg & het Jonge Schaap (penggergajian kayu) dan
De Zoeker Oliemolen & De Bonte Hen oliemolen (pembuatan minyak).  
De Windhond biksteen en slijpmolen (mengasah batu) dan
De Hadel weidemollen (memompa air).

Di Zaandam, wisatawan juga bisa melihat demo secara langsung pembuatan keju sekaligus tempat menjual beragam jenis keju di De Catherine Hoeve.
Tapi berhubung harga2 produk kejunya kurang pas dengan kantongku yaa .. aku hanya berkeliling sambil menikmati aroma keju yang hmmmm …



Kalau minta foto bareng sama mbak yang jaga tokonya sih ..gratis..tis.
Selain tempat pembuatan keju, kita juga bisa melihat rumah tempat pembuatan klompen, sepatu kayu khas Belanda di klompenmakerij woodenshoe workshop  yang di depannya ada sepatu klompen berukuran besar. Banyak wisatawan yang antri untuk berfoto disini.




Begitu kami masuk ke rumah klompen ini, kami disuguhi jenis-jenis sepatu klompen yang terpajang rapi di dalam etalase, mewakili ciri khas masing-masing daerah di Belanda, disini pengunjung bisa menyaksikan demo pembuatan sepatu klompen yang berlangsung sekitar 10 menit.  Seseorang akan menjelaskan proses pembuatan klompen dengan bantuan sebuah mesin. 


Jika berminat, kita bisa membeli sepatu klompen dengan beragam corak, warna dan ukuran dengan harga mulai dari 25 euro.

Di kawasan ini juga ada toko souvenir khas Belanda, seperti Vrede Souvenirs & Gift, Souvenirs & Diamonds Saense Lelie dan Het Jagershuis. 

Jadi teman2 yang punya rencana liburan ke Belanda, ada baiknya tidak melewatkan untuk mengunjungi Zaanse schans , terutama kawasan Zaandam.  Karena lokasinya tidak jauh dari pusat kota Amsterdam, selain untuk berlibur dan menikmati suasananya juga dapat menambah pengetahuan tentang fungsi kincir angin serta gaya hidup orang2 Belanda di abad2  17-18 atau pada waktu para meneer en vrouw ini menjajah negeri kita  ..
 

Sampai jumpa di postinganku yang lain