Sabtu, 04 Januari 2014

Menyusuri kota tua Munich



Menyusuri kota tua Munich
Di abad pertengahan, kota tua Munich yang aku kunjungi ini, dibentengi oleh city wall yang memiliki 4 buah gerbang kota yaitu Karlstor (gerbang Karls) di sebelah barat, Isartor (gerbang Isar) sebelah timur, Schwabinger Tor sebelah utara dan Sendlinger Tor sebelah selatan. Namun pada abad 18, benteng kota dirobohkan karena perkembangan populasi di Munich yang terus berkembang mengakibatkan kebutuhan akan lahan meningkat sehingga  kota tua Munich perlu diperluas. Dan saat ini menyisakan 4 gerbang tersebut.

Mendengar kota Munich, pasti akan mengingatkan para penggemar sepak bola akan club sepak bola tangguh Bayern Muenchen dengan stadion megahnya Allianz atau perayaan tahunan Oktoberfest atau pabrik dan museum mobil prestisius BMW. 

Tapi kali ini aku akan berbagi pengalaman menyusuri pusat kota tua Munich, perjalanan rencananya akan dimulai dari air mancur Karlsplatz atau alun2 Karl, orang sono menyebutnya Stachus. Kemudian melalui Karlstor (gerbang Karl) Menuju ke Isartor (gerbang Isar).

Begitu keluar dari tram yg membawa kami dari hotel tempat kami menginap, kami sudah disuguhi  pelataran yang luas Karlsplatz, dimana di bagian tengahnya ada air mancur, yang dikelilingi tempat2 duduk terbuat dari batu, untuk warga serta wisatawan duduk2 beristirahat.  Di sekitar air mancur, berdiri dengan megah rangkaian kombinasi bangunan2 tua dan bangunan baru dengan serasi, perbedaan tidak terlalu menyolok, kelihatannya sih .. waktu mereka membangun gedung yang lebih baru, mereka usahakan agar tampilannya terlihat menyatu ..hehehe ..yang terakhir cuma komentar orang awam ..Lha wong aku bukan arsitek … 


Karlsplatz
Air Mancur Karlsplatz
Dari pelataran ini kita akan melihat Karlstor atau gerbang Karl, yaitu gerbang menuju pedestrian kearah Marienplatz yang berakhir di Isartor atau gerbang Isar. Marienplatz atau alun2 Mary adalah jantung kota tua Munich.


Karlstor atau gerbang Karl
Setelah melewati gerbang Karl, kita akan mendapati kawasan pedestrian yang lebar ..ini benar2 surga bagi para pejalan kaki karena lebar, luas  dan aman.  Tidak ada kendaraan yang boleh melewati pedestrian ini, satu2nya kendaraan yang diijinkan hanyalah sepeda.


Sepeda, satu2nya yang boleh melintas kawasan pedestrian
Menyusuri pedestrian ini, kita akan melewati deretan toko2, baik outlet dari merk2 terkenal maupun lokal, restoran dan kafe.  Selain surga bagi pejalan kaki, pedestrian ini juga merupakan surga belanja yang cukup bergengsi. Kawasan ini merupakan salah satu tujuan wisata yang cukup populer di Munich, wisatawan lokal maupun asing selalu memadati kawasan ini sepanjang musim, baik winter maupun summer.
Bila kita terus menyusuri kawasan pedestrian, kita akan menjumpai bangunan bergaya gothic, yang menjadi pusat perhatian para turis. Bangunan ini tepat berada di pusat Marienplatz (St. Mary's Square), pemberian nama ini dimaksudkan untuk memohon perlindungan dari perawan Maria agar kota Munich terbebas dari penyakit kolera yang saat itu mewabah. Bangunan ini didirikan dalam kurun waktu th 1867-th 1909,  saat ini difungsikan sebagai balai kota Munich.  Di sekitarnya berdiri dengan rapi kafe2 tenda bagi para pengunjung untuk sekedar melepas lelah.

Bangunan bergaya gothic ini digunakan sebagai Town Hall atau Balai Kota Munich
Di sepanjang pedestrian ini terutama pada saat summer kita banyak menjumpai seniman2 jalanan yang menunjukkan keahliannya, baik memainkan alat musik, mengiringi penyanyi, menari atau menampilkan teater2 sederhana …seru deh ..  dan sama seperti di Jakarta, mereka menyediakan kotak saweran bagi penonton yang dengan sukarela menyisihkan uangnya.  Banyak diantara seniman jalanan itu ternyata adalah mahasiswa/i  seni yang sedang menjajal kebolehannya tampil di depan umum.

Kemudian kita akan menjumpai bangunan dengan bentuk yang unik dan sedikit menonjol dari yang lain yaitu katedral kota Munich yang disebut Fraunenkirche (church of our Dear Lady ), dibangun untuk menghormati bunda Maria. Dibangun th1468 dan membutuhkan waktu selama 20 tahun untuk menyelesaikannya. Bangunan katedral ini pasti terlihat oleh siapapun yang berkunjung ke Marienplatz, karena tower kembarnya sangat menyolok.

Fraunenkirche

Adalagi kompleks Altes Rathaus (Old Town Hall), yang terletak di dekat New Town Hall  (balai kota).  Saat ini bangunan tersebut digunakan sebagai museum mainan (Toy- museum).

Perjalanan kita teruskan menyusuri pedestrian menuju  Isartor atau gerbang Isar, dinamakan Isar, karena letaknya tidak jauh dari sungai Isar, …sungai yang membelah kota Munich.

Berfoto di depan Isartor (gerbang Isar)
Penyusuran pusat kota tua Munich kami akhiri di gerbang Isar.  Pintu Gerbang yang bagian tengahnya dibangun th 1337 ini,  bagian atas gerbang terlukis prosesi kemenangan Louis the Bavarian (Ludwig IV) setelah menang atas Austria pada pertempuran Ampfing di 1322.  Sedang gerbang yang berbentuk octagonal(segi-8), di kanan kiri gerbang,  dibangun belakangan di awal abad 15.

Aku sih berharap dan bermimpi kota tua Jakarta juga akan menjadi kawasan pedestrian yang menyenangkan di tengah2 bangunan2 tua bersejarah serta beragam museum yang saat ini sudah ada seperti museum Fatahilah, wayang, textile, Bahari, keramik dan masih banyak lagi … kebayang deh ..pasti gak kalah keren dibandingkan dengan  pedestrian Karlsplatz –Isartor ini.

Walaupun saat ini kondisi bangunan2 di kota tua Jakarta kelihatan  tidak terawat serta kesadaran menjaga lingkungan bersih dan rapi belum terasa,  tapi yaaah …potensinya kan sudah ada … Indonesia banget ya ??!..selalu berhenti di ‘potensi’  … Semoga tidaklaaaah ..kita harus tetap optimis. 

Always love U, Indonesia ..













Tidak ada komentar:

Posting Komentar