Menyusuri kota tua Munich
Di abad
pertengahan, kota tua Munich yang aku kunjungi ini, dibentengi oleh city wall
yang memiliki 4 buah gerbang kota yaitu Karlstor (gerbang Karls) di sebelah
barat, Isartor (gerbang Isar) sebelah timur, Schwabinger Tor sebelah utara dan Sendlinger
Tor sebelah selatan. Namun pada abad 18, benteng kota dirobohkan karena
perkembangan populasi di Munich yang terus berkembang mengakibatkan kebutuhan
akan lahan meningkat sehingga kota tua
Munich perlu diperluas. Dan saat ini menyisakan 4 gerbang tersebut.
Mendengar
kota Munich, pasti akan mengingatkan para penggemar sepak bola akan club sepak
bola tangguh Bayern Muenchen dengan stadion megahnya Allianz atau perayaan
tahunan Oktoberfest atau pabrik dan museum mobil prestisius BMW.
Tapi kali
ini aku akan berbagi pengalaman menyusuri pusat kota tua Munich, perjalanan rencananya
akan dimulai dari air mancur Karlsplatz atau alun2 Karl, orang sono menyebutnya
Stachus.
Kemudian melalui Karlstor (gerbang Karl) Menuju ke Isartor (gerbang Isar).
Begitu keluar
dari tram yg membawa kami dari hotel tempat kami menginap, kami sudah disuguhi pelataran yang luas Karlsplatz, dimana di
bagian tengahnya ada air mancur, yang dikelilingi tempat2 duduk terbuat dari
batu, untuk warga serta wisatawan duduk2 beristirahat. Di sekitar air mancur, berdiri dengan megah
rangkaian kombinasi bangunan2 tua dan bangunan baru dengan serasi, perbedaan
tidak terlalu menyolok, kelihatannya sih .. waktu mereka membangun gedung yang
lebih baru, mereka usahakan agar tampilannya terlihat menyatu ..hehehe ..yang
terakhir cuma komentar orang awam ..Lha wong aku bukan arsitek …
Dari
pelataran ini kita akan melihat Karlstor atau gerbang Karl, yaitu gerbang menuju
pedestrian kearah Marienplatz yang berakhir di Isartor atau gerbang Isar.
Marienplatz atau alun2 Mary adalah jantung kota tua Munich.
Setelah melewati gerbang Karl, kita akan mendapati kawasan pedestrian
yang lebar ..ini benar2 surga bagi para pejalan kaki karena lebar, luas dan aman.
Tidak ada kendaraan yang boleh melewati pedestrian ini, satu2nya
kendaraan yang diijinkan hanyalah sepeda.
Menyusuri pedestrian ini, kita akan melewati
deretan toko2, baik outlet dari merk2 terkenal maupun lokal, restoran dan
kafe. Selain surga bagi pejalan kaki,
pedestrian ini juga merupakan surga belanja yang cukup bergengsi. Kawasan ini merupakan
salah satu tujuan wisata yang cukup populer di Munich, wisatawan lokal maupun
asing selalu memadati kawasan ini sepanjang musim, baik winter maupun summer.
Bila kita terus menyusuri kawasan pedestrian, kita
akan menjumpai bangunan bergaya gothic, yang menjadi pusat perhatian para
turis. Bangunan ini tepat berada di pusat Marienplatz (St. Mary's Square), pemberian nama
ini dimaksudkan untuk memohon perlindungan dari perawan Maria agar kota Munich
terbebas dari penyakit kolera yang saat itu mewabah. Bangunan
ini didirikan dalam kurun waktu th 1867-th 1909, saat ini difungsikan sebagai balai kota
Munich. Di sekitarnya berdiri dengan
rapi kafe2 tenda bagi para pengunjung untuk sekedar melepas lelah.
Di sepanjang pedestrian ini terutama pada saat
summer kita banyak menjumpai seniman2 jalanan yang menunjukkan keahliannya,
baik memainkan alat musik, mengiringi penyanyi, menari atau menampilkan teater2
sederhana …seru deh .. dan sama seperti
di Jakarta, mereka menyediakan kotak saweran bagi penonton yang dengan sukarela
menyisihkan uangnya. Banyak diantara
seniman jalanan itu ternyata adalah mahasiswa/i
seni yang sedang menjajal kebolehannya tampil di depan umum.
Kemudian kita akan menjumpai bangunan dengan bentuk
yang unik dan sedikit menonjol dari yang lain yaitu katedral kota Munich yang
disebut Fraunenkirche
(church of our Dear Lady ), dibangun untuk menghormati bunda Maria. Dibangun th1468
dan membutuhkan waktu selama 20 tahun untuk menyelesaikannya.
Bangunan katedral ini pasti
terlihat oleh siapapun yang berkunjung ke Marienplatz, karena tower kembarnya
sangat menyolok.
Adalagi kompleks Altes Rathaus (Old Town Hall), yang terletak di dekat New Town Hall (balai kota). Saat ini bangunan tersebut digunakan sebagai museum mainan (Toy- museum).
Perjalanan kita teruskan menyusuri pedestrian menuju
Isartor atau gerbang Isar, dinamakan
Isar, karena letaknya tidak jauh dari sungai Isar, …sungai yang membelah kota
Munich.
Penyusuran
pusat kota tua Munich kami akhiri di gerbang Isar. Pintu Gerbang yang bagian tengahnya dibangun
th 1337 ini, bagian atas gerbang
terlukis prosesi
kemenangan Louis the Bavarian (Ludwig IV)
setelah menang atas Austria pada
pertempuran Ampfing di 1322. Sedang gerbang yang berbentuk octagonal(segi-8), di kanan kiri gerbang, dibangun belakangan di awal abad 15.
Aku sih berharap dan bermimpi kota
tua Jakarta juga akan menjadi kawasan pedestrian yang menyenangkan di tengah2
bangunan2 tua bersejarah serta beragam museum yang saat ini sudah ada seperti
museum Fatahilah, wayang, textile, Bahari, keramik dan masih banyak lagi …
kebayang deh ..pasti gak kalah keren dibandingkan dengan pedestrian Karlsplatz –Isartor ini.
Walaupun saat ini kondisi bangunan2
di kota tua Jakarta kelihatan tidak
terawat serta kesadaran menjaga lingkungan bersih dan rapi belum terasa, tapi yaaah …potensinya kan sudah ada
… Indonesia banget ya ??!..selalu berhenti di ‘potensi’ … Semoga tidaklaaaah ..kita harus tetap
optimis.
Always love U, Indonesia ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar