Minggu, 02 Februari 2014

menyusuri Sudut kota kecil Zutphen



Menyusuri Sudut kota kecil Zutphen

Zutphen, terletak sekitar 100km di sebelah timur  Amsterdam atau sekitar 90 menit dari stasion central Amsterdam dengan kereta api.  Zutphen kota kecil yang cantik dan sangat nyaman untuk dihuni. Jumlah populasi penduduk kota kecil ini sekitar 48.000jiwa, bisa kebayang ‘kan betapa tenangnya … ketinggian rata2 kota zutphen sekitar 15m dpl, cukup tinggi untuk ukuran sebuah kota di Belanda yang sebagian besar wilayahnya ada di bawah muka laut, bahkan di beberapa kota sampai 6-7meter dibawah muka laut…

Sayang sekali kami hanya punya waktu setengah hari untuk menikmatinya karena harus mengejar pesawat malam ke Schipol, Amsterdam. Tentu saja waktu yang singkat ini sangat berharga dan tidak mau kami sia2kan.  Biarpun singkat, tapi sangat berkesan.

Menyusuri Zutphen, paling nyaman dengan bersepeda atau berjalan kaki, karena pejalan kaki dan pesepeda sangat dimanjakan oleh pemerintah kota Zutphen, Jalur2 pejalan kaki dan pesepeda sangat nyaman. Tidak heran jika Belanda dijuluki sebagai ibukota sepeda di Eropa, karena hampir 60% perjalanan keseharian penduduknya menggunakan sepeda. Bukan hanya jalur2 jalannya yang nyaman dan aman, tapi tempat parkirnyapun disediakan gratis dan aman.  Dari anak2 sampai kakek-nenek, bahkan para eksekutif berjas dan berdandan rapipun mengayuh sepeda. 
  
cek ban dan tambah angin ..
siap berangkat menjelajah sudut kota
 Pertama kali kami singgah di reruntuhan Berkelpoort, salah satu dari dua pintu air yang dilalui aliran sungai kecil Berkel. Dulunya  kedua pintu air ini merupakan bagian dari dinding kota yang membentengi Zutphen jika terjadi perselisihan antar kota. Tapi kini dinding kota dan salah satu pintu air yang tadinya terletak di sebelah timur kota sudah dirobohkan.  Menyisakan satu pintu air Berkelpoort ini yang dibangun pada abad 14.



Penyusuran kami lanjutkan dengan berjalan kaki menuju suatu kompleks perumahan ‘Oude Bornhof’ yang dibangun pemerintah kota tahun 1851 diperuntukkan khusus bagi warga yang tidak memiliki tempat tinggal dan para lanjut usia. 


Pembangunan ini konon bermula dari meninggalnya seorang pendeta di tahun 1320, yang mewariskan satu rumahnya bagi para lansia dan warga miskin untuk tinggal dan melakukan kegiatan ibadah. Kemudian pemerintah kota mengembangkannya menjadi kompleks perumahan dengan peruntukan yang sama, menjamin kehidupan dan kesejahteraan warganya yang tidak memiliki tempat tinggal.  Namun saat ini ada beberapa unit diantaranya yang bisa disewakan sebagai apartemen.

Setengah hari memang tidak mungkin cukup untuk menjelajah kota cantik ini, namun kesan yang kudapat dari penyusuran singkat ini, adalah betapa pemerintah Belanda dengan segala keterbatasan kondisi alamnya, bekerja keras untuk negerinya dan sungguh sangat memperhatikan warganya dengan memberikan fasilitas umum yang menjadi kebutuhan dasar hidup, seperti perumahan, transportasi yang nyaman, jalur2 khusus bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda yang aman, dan tentunya bebas polusi, untuk menjaga kwalitas udaranya. 

Walaupun penghasilan setiap warga Belanda dikenakan pajak yang tinggi, namun uang pajak itu dikembalikan sepenuhnya bagi kesejahteraan dan kenyamanan warganegaranya ..juga digunakan untuk terus merawat dan menjaga peninggalan sejarah serta warisan budayanya ..
Suasana kota Zutphen, aman bagi pejalan kaki dan bisa kita lihat sepeda ada di mana2..


Kondisinya menjadi sangat ironis, bila dibandingkan negeriku, kalau pemerintah Belanda bekerja sangat keras dalam menyiasati keterbatasan alamnya, maka di negeriku Pemerintahnya justru kewalahan mengelola kekayaan alam yang sangat berlimpah serta keindahan alam yang dianugerahi oleh Yang Maha Kuasa..

Let’s pray for Indonesia ..
 

  
sampai ketemu di postinganku yang lain ..







 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar